Sunday, September 23, 2012

Heparin dan LMWH

Heparin adalah glikosaminoglikan dari babi atau sapi. Berat molekul berkisar dari 5000 sampai 30.000 dalton (d). Heparin diberikan subkutan atau intravena. Heparin bentuk oral saat ini sedang dikembangkan. Efek antitrombotik heparin akan segera terjadi jika diberikan bolus intravena diikuti pemeliharaan intravena. LMWH berat sekitar 1000 sampai 10.000 d. LMWH memiliki efek yang lemah pada trombin dan lebih selektif pada faktor Xa. Penurunan berat senyawa menyebabkan LMWH lebih sedikit terikat pada trombosit, protein, sel endotel, dan makrofag. Hal ini menyebabkan efek LMWH lebih lama dan relatif dapat diprediksi dibanding UFH (Mohr JP, 2011).

Activated Partial Thromboplastin Time (aPTT) adalah tes yang paling banyak digunakan untuk memantau efek antitrombotik heparin. Tingkat optimal antikoagulasi terjadi bila kadarnya sekitar 1,5 kali nilai kontrol. Tes lain yang sering digunakan pada prosedur neurointervensi  adalah pemeriksaan Activated Coagulation Time (ACT) (Qureshi AI, 2011; Mohr JP, 2011).

Jika pasien mengalami perdarahan, heparin harus segera dihentikan. Dilanjutkan pemberian protamin sulfat. Perdarahan juga merupakan komplikasi pada pemakaian LMWH. Faktor pembekuan dapat diberikan pada pasien mengalami perdarahan (Mohr JP, 2011).

Komplikasi heparin selain perdarahan adalah trombositopenia karena respon imunologis berupa peningkatan immunoglobulin G. Trombositopenia perlu diamati pada 3 hingga 15 hari setelah terapi heparin (Qureshi AI, 2011).

No comments:

Post a Comment