STATUS GIZI STROKE
Beberapa penelitian dengan menggunakan pengukuran antropometrik maupun pemeriksaan kadar protein (albumin) telah banyak dilakukan pada penderita stroke. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa status gisz yang buruk sering dijumpai pada penderita stroke, terutama yang berusia lanjut, saat masuk ke rumah sakit.
Status gisi yang buruk tersebut
akan menurunkan kemampuan sistem kekebalan tubuh, mempermudah terjadinya
infeksi (misalnya pneumonia, sepsis), perdarahan saluran pencernaan, borok
tekan (dekubitus), dan penyulit lainnya, memperlambat kesembuhan dan memperlama
masa perawatan. Angka kecacatan dan kematian penderita stroke dengan gisi buruk
lebih tinggi dibandingkan penderita stroke dengan gisi baik. Dikemukakan bahwa
risiko kematian penderita stroke dengan gisi buruk adalah 1,82 kali lebih
tinggi dibandingkan penderita dengan gisi baik.
Berdasarkan fakta tersebut diatas, maka status gizi penderita stroke harus diperhatikan dengan seksama sejak saat penderita masuk ke rumah sakit. Selama perawatan di rumah buruk sering dijumpai pada penderita stroke, terutama yang berusia lanjut, saat masuk ke rumah sakit.
Selama perawatan di
rumah sakit, harus dilakukan pemantauan dan penanggulangan terjadinya starvasi
dan malnutrisi nosokomial. Hal terakhir ini sering terjadi akibat kurangnya
perhatian para dokter, perawat, dietisien, maupun keluarga penderita, sehingga
kebutuhan nutrisi selama perawatan tidak terpenuhi dengan baik.
Penyebab lain adalah pendeita tidak mau atau tidak bisa makan oleh karena pada penderita stroke sering dijumpai penyulit harus dilakukan pemantauan dan penanggulangan terjadinya starvasi dan malnutrisi nosokomial. Hal terakhir ini sering terjadi akibat kurangnya perhatian para dokter, perawat, dietisien, maupun keluarga penderita, sehingga kebutuhan nutrisi selama perawatan tidak terpenuhi dengan baik. Penyebab lain adalah pendeita tidak mau atau tidak bisa makan oleh karena pada penderita stroke sering dijumpai penurunan kesadaran (koma), gangguan fungsi menelan (disfagia), anoreksia dan sebagainya.
Penyebab lain adalah pendeita tidak mau atau tidak bisa makan oleh karena pada penderita stroke sering dijumpai penyulit harus dilakukan pemantauan dan penanggulangan terjadinya starvasi dan malnutrisi nosokomial. Hal terakhir ini sering terjadi akibat kurangnya perhatian para dokter, perawat, dietisien, maupun keluarga penderita, sehingga kebutuhan nutrisi selama perawatan tidak terpenuhi dengan baik. Penyebab lain adalah pendeita tidak mau atau tidak bisa makan oleh karena pada penderita stroke sering dijumpai penurunan kesadaran (koma), gangguan fungsi menelan (disfagia), anoreksia dan sebagainya.
OBESITAS
Obesitas
juga merupakan masalah yang harus diperhatikan pada penderita stroke. Penderita
stroke akut harus tirah baring selama 1-2 minggu atau lebih, sehingga kebutuhan
kalori harus diperhatikan agar tidak berlebihan. Penderita stroke dengan
obesitas, apalagi yang disertai faktor risiko (diabetes melitus, tekanan darah
tinggi) dan gangguan mobilisasi (kelumpuhan), memerlukan perhatian dalam upaya
penurunan berat badan selama perawatan.
No comments:
Post a Comment